Saturday 21 May 2016

Menuju Halal: Mau Nikah Tapi Kok Belum Ini dan Itu

"Wah alhamdulillah mau nikah yah? Tapi bukannya kamu belum ini? Terus calonnya belum itu? Terus nanti gimana?"

Nggak dipungkiri masalah utama bagi (kebanyakan) calon pasangan adalah bukan pada proses nikah melainkan pada embel-embel sebelum pernikahan itu sendiri. Ada laki-laki yang sudah siap menghadap orang tua calon wanita, tetapi kemudian ditolak dengan berbagai alasan. Ataupun sebaliknya, orangtua merasa nggak sreg dengan pilihan dari anak laki lakinya. Mulai dari alasan belum lulus kuliah, belum punya pekerjaan tetap, belum punya rumah, belum punya kendaraan pribadi, tidak boleh melangkahi kakak yang belum menikah hingga karena perbedaan suku bahkan karena perhitungan kecocokan (anak kesatu tidak cocok dengan anak ke sekian, dan sebagainya) *yakin pasti banyak yang ngangguk-ngangguk waktu baca ini*

Kami juga tentu saja tidak luput dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Izinkan kami curhat sedikit ya, hehe. Keluarga gw berasal dari suku Palembang (Ibu) dan Jawa Timur (Ayah). Keluarga besar gw sebagian besar berada di Sumatera Selatan, tapi kami dari piyik sudah tinggal di Bandar Lampung. Sedangkan sejak 5 tahun lalu gw sendiri berdomisili di Depok, Jawa Barat untuk kuliah.

Sedangkan si Mas, berasal dari suku Bugis (Ibu dan Alm. Ayah) dengan sebagian besar keluarga besar berada di Pinrang, Sulawesi Selatan. Namun dari piyik keluarga si mas sudah di Bekasi. Dan si mas sendiri berdomisi di Yogyakarta, juga untuk kuliah

Ribet yah? Kok bisa aja ketemu sih, Fit? Hehe kalau itusih butuh cerita satu postingan sendiri hahaha. Oke skip.

Kembali lagi ke "permasalahannya". Yak, gw dan si mas sama-sama masih kuliah dan menjalani hubungan spesial LDR selama hampuir 5 tahun hehe. Btw si mas usianya 1 tahun diatas gw, dan kami sama-sama anak pertama. Gw sendiri kuliah S2 semester (insyaAllah) terakhir dan si mas masih kuliah S1. Dan tentu saja kami belum memiliki pekerjaan tetap. Gw pun sedang kejar-kejaran dengan pengerjaan tesis dalam persiapan pernikahan ini. 

Lalu apakah gw akan langsung bekerja setelah selesai kuliah? Alhamdulillah, gw mendapatkan suatu kesempatan beasiswa untuk kuliah lagi di negeri orang nun jauh di sana. Pengumuman kepastian keberangkatan baru akan ada di bulan Juli. Sebenarnya ini juga yang mendasari mengapa kami berencana ingin menikah di bulan Juli. Yaitu apabila ternyata gw jadi berangkat, kami sudah sah menjadi suami istri :) . Kalau ternyata nggak jadi? Berarti memang rejekinya deketan terus. Hehe

Karena kenalannya sudah cukup panjang, mari beralih pada "ketidakbiasaan" yang kami miliki hehe. Supaya ga bingung, gw list aja kali yah pertanyaan yang seriiing banget diajuin oleh orang-orang terdekat kami. Walaupun beberapa pertanyaan ada yang nyess tapi kami yakin pertanyaan itu karena mereka sayang sama kami :) So kalau kalian dapat pertanyaan serupa jangan keburu bete duluan yah! So here they are:

Sunday 15 May 2016

Menuju Halal: Persiapan Acara Pernikahan dengan Anggaran Terbatas



She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

Entah kenapa saat gw menulis ini saat pengamen biola kesukaan gw pas banget membawakan lagunya Brian McKnight ini hehehe jadi senyum-senyum sendiri.

Alhamdulillah jadi insya Allah gw dan si mas akan menikah dalam waktu dekat! Lumayan deg-deg ser juga sih karena persiapannya baru di mulai H-2 bulan lebih dikit! Ga takut pamali Fit nulis hal yang “belum kejadian”? Gw mikirnya sih daripada nulisnya nanti-nanti malahan keburu males jadi dicicil aja dulu

Sebenernya keinginan menulis ini karena jujur kami sangat terbantu dengan orang orang yang menuliskan pengalaman persiapan pernikahannya dari A-Z. Sayangnya banyak dari tulisan tersebut yang enggan untuk membuka  secara gamblang masalah rincian biaya dengan alasan privasi. 

Padahaaaaaaal salah satu masalah terbesar dalam niat pelaksanaan pernikahan itu masalah biaya, hayo siapa yg setuju? Hehe. Hayo siapa yang suka googling dengan keyword “Persiapan resepsi sederhana” “Tips resepsi hemat biaya” “Resepsi dengan sekian sekian juta” “Walimahan di rumah” *angkat tangan tinggi tinggi*