Tuesday 20 January 2015

Happy Memory Serum

Pagi itu hujan gerimis, gue berniat meminta foto-foto perjalanan yang selama ini lebih sering tidak gue miliki dengan asumsi "disimpen fatah". Nggaktau kenapa ya, membuka foto itu setelah selang waktu yang cukup lama menimbulkan rasa yang luar biasa. Kalo kata mas alexander di Instagram mah, itu tuh jadi semacam "Happy Memory Serum". Yap, ketika gue membuka foto itu satu demi satu, gue seperti jalan lagi, bahkan heboh dan bisa ketawa tawa sendiri saking kagetnya ada foto macem begitu. Dan biasanya bakalan sibuk merecall kejadian kejadian yang berkaitan sama foto itu.

Nah, karena drive D laptop gue sudah sangat penuh, gue memutuskan untuk beberes sedikit. Ketika mengobrak abrik file desktop (entah versi berapa) gue melihat ada folder "MPKT". Isinya adalah presentasi tempat wisata atau icon Indonesia, diwakili 1 foto setiap provinsinya. Slideshow foto ini yang jadi latar ketika kami medley menyanyikan lagu lagu daerah nusantara, sebagai tugas akhir mata kuliah MPKT jaman maba dulu.

Alangkah terharunya gue ketika menyadari beberapa tempat di foto itu sudah pernah gue datangi, ya bersama Fatah. Rasanya tuh... Gimana ya, you expected nothing when you were searching those photograph but then the fact is you've seen some of the photograph by your own eyes.. on your own foot..
Guepun berteriak kegirangan di depan fatah. Dia hanya senyum senyum dikulum. Ahaha.

Pasar terapung banjarmasin dengan perahu warna warni, buah dan sayuran dagangannya. Tulisan besar "Pantai Losari", mengingatkan gue pada pisang epe gula merah yang dinikmati di malam syahdu dengan sepoi ombak. Dan, penari dayak yang cantik cantik dengan pakaian adat lengkap dengan latar dinding ukiran ukiran khas dayak. Yah meskipun yang terakhir itu belum berkesempatan melihatnya sama fatah, semoga lain kali. If I could say, antara foto dari internet dan apa yg gue lihat itu 99% sama! Yang membedakan adalah, kepuasan dari dalam diri bahwa, ini lho, negeriku yang katanya indah, gue udah berusaha biar bisa tau secara langsung, nggak cuma ngawamg ngawang lihat di tv, lihat di majalah, lihat di kalender. Ya walaupun baru sejumput dan dengan keadaan yang serba terbatas dan usaha yang tidak sedikit. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Tuhan memang super baik untuk kita yang niat berusaha. Semakin ketagihan tuk berusaha mewujudkan mimpi kami, semoga selalu ada jalan untuk itu. :)

Saturday 17 January 2015

Rezeki!



Time flies way too fast, and I really miss traveling :’( (nggak nyambung)

Hari-hari pengangguran gue telah tiada wkwkw lebay. Program les jepang-jepangan sudah dimulai tepat tanggal 12 kemarin. Seperti biasa, gue telat. Hahahaha. Dengan muka beler super ngantuk gue duduk dipojokan depan kelas. Gue berasa lagi belajar ngaji di planet lain. Wow. Mau maksa memori zaman SMA belajar bahasa jepang 3 taun rupanya udah tetot banget. 

Dari yang gue perhatiin, cara belajar program ini fokus ke step by step dengan pengulangan dan verbal. Makanya, gue bilang berasa kaya lagi ngaji hahaha seandainya satu huruf dihitung 10 pahala. Kami diajari sama Felix san dan Sakamaki san. Felix san ga berhenti-berhenti ngomong “Hai” dan Sakamaki san punya aksen bahasa indo yang jepang banget plus masih suka salah salah kosakatanya, contohnya aja doi nyebut “catat” jadi “cacat” hahaha rupanya kita sama-sama belajar. Yah, gue lumayan terhibur siang itu. Doakan gue berhasil survive yah!

Sorenya gue ikutan “rapat” sama Mba Yuni (dosen pembimbing waktu K2N kemaren) tentang community engagement yang akan dilaksanakan di Nunukan. Ini semacam pengmas dari DRPM lanjutan dari K2N kemarin dan Mba Yuni butuh tim anggota dari alumni K2N Kalimantan. 

Dari hasil pembagian kelompok, gue akan bertugas di desa Pembeliangan, pulau Sebuku bareng teman-teman desa Langap yang lalu! Yeay, berarti semua keburukan gue sudah diketahui dan tidak perlu repot-repot jaim lagi (di hari-hari awal) hahaha. Mulai dari kebiasaan-kebiasan aneh, kebarbaran gue dan stigma gue sebagai tempat sampah penampung sisa makanan anak-anak hahaha. Hampir aja gue ditaro di desa Tanjung Ulu yang super terpencil dan terbatas, ya 11 12 lah sama desa Langap. Sebenernya nggak masalah sih justru bakalan menantang banget. Yang jadi masalah, Tanjung Ulu adalah desa dengan populasi agas yang besar! Gue nggak terbayang badan gue bakal penuh oleh bentol-bentol merah besar yang akan berubah menjadi bintik hitam besar seperti Agustus kemarin *bulu kuduk langsung berdiri* Untungnya desa Tanjung Ulu sudah fullbooked oleh tim yang lalu yang ternyata hampir bisa berangkat lagi semuanya. Masih kepo soal agas? Silahkan googling, resiko tanggung sendiri yah! Pokoknya senang. Senaaang. Semoga ada kesempatan untuk balik ke Langap :”)

Oiya, sepulang les juga gue bertemu dengan Nunu di lobby K! Nunu adalah kucing kosan gue yang dibuang oleh penjaga kosan dengan clue “di kampus”. Yaampun gue seneng banget dan nggak berhenti-berhenti meluk-melukin Nunu yang sempet lupa sama gue. Akhirnya Nunu gue beri salam sampai ketemu lagi berupa seekor ikan lele dari kantin.

Haripun ditutup dengan nikmatnya nasi bebek kukel. Alhamdulillah :”)

Thursday 1 January 2015

Traveling itu...

Traveling itu... saat dimana orang yang melangkah bersamamu bisa menjadi orang yang tidak kau kenal sebelumnya. Bisa bersikap apa yang tak pernah kau duga sebelumnya. Bertindak apa yang tak terbayangkan sebelumnya. Traveling membuat sifat asli seseorang dapat terlihat. Perlahan muncul ke permukaan. Menyala nyala dengan terang benderang.

Traveling membuat orang dapat menjadi amat emosional dan sabar sekaligus.
Jadi nekat, berani, bahkan penakut dalam satu waktu. Nekat dan berani menentang bahaya, takut akan resiko yang mengancam orang yang sedang bersamanya. Tidak hanya lagi tentang diri sendiri melainkan kepedulian kepada orang lain, dan keinginan untuk tetap menjaga ego diri yang acapkali menyeruak; manusiawi.

Dari bagaimana kita bersikap pada orang lain dan diri kita sendiri; ditengah kondisi bahaya, tegang, keterpaksaan, tak terduga sama sekali, lelah, terlalu takut, terlalu bahagia, berselisih paham, adu pendapat; ditempat yang sama sekali asing, sekeliling yang tak dikenal, tempat yang tidak nyaman; dari situlah kita bisa lebih mengenal. Diri kita, dia, mereka. Asli. Bukan buatan apalagi kiasan. Bisa jadi buruk. Bisa jadi baik.

1 januari. Hujan tak kunjung berhenti. Aku rindu perjalanan kita.

[Review] Warung Ramen Kukel Depok

Gue dan Wahyu kebetulan punya kesenangan sama yaitu nyicip makanan Jepang hehe mungkin karena Wahyu kebanyakan nonton NHK dan terlalu ngidol sama JKT48. Jadi waktu di Depok adalah kesempatan dia buat jajan lucu apa yang susah dia temuin di rumah

Waktu lewat kukel, gue inget ada warung ramen yang lagi dibangun gitu. Dan bener aja, waktu lewat lagi warungnya sudah buka dan ada opening promo diskon 50% untuk ramennya. Kita nggak mau ngelewatin kesempatan ini doong. Lokasinya di Jl. Palakali yaaa pokoknya di jalan yang dari gerbang UI kukel

Tempat & suasana
Kita datang sekitar pukul 7 malam. Meja hampir terisi penuh. Wow kece, mengingat untuk bisnis kuliner di sekitaran kutek kukel ini menurut gue agak kurang menjanjikan, entah kenapa. Mungkin anak UI duitnya udah abis buat bayar ojek jadi nggak terlalu kepengen jajan hahaha. Dekorasinya standar warung ramen dengan lesehan mat yang terlihat cukup nyaman. Pegawainya menyapa dengan riang gembira mirip kaya di Jepang sana (kayanya hahaha)

Menu & Harga
Warung ramen menyediakan ramen miso, wakame, tom yum dan satu lagi lupa (15k) hehe. Selain itu juga ada roti bakar berbagai rasa (8-9k) dan toping ramen seperti crabstick, chicken katsu, beef slice dll (kisaran 9k), untuk minum ada teh, minuman blended maupun hangat (kisaran 9k, teh 4k)

Gue memesan ramen wakame yaitu kuah rumput laut plus crabstick 3pcs dan Wahyu memesan ramen tomyum plus es teh manis.

Pesanan Kami
Rasa
Kuah ramennya enyaaaak, nggak mirip indomie, rumput laut maupun tom yumnya kerasa, tapi memang masih kalah sama ramen 1 (yaiyalah mahal hahaha) tapi untuk mie nya menurut gue kurang rebus dikiiit sama topingnya terlalu pelit yaitu sedikit jamur, sedikit wortel tapi banyak rumput laut dan sepotong telur rebus. Overall porsinya standar nggak dikit tapi nggak buanyak kaya ramen-ramen biasanya. Yaaa sebandinglah ya sama harganya yang 15ribu sehingga kalo mau puas kita harus nambah topingnya terpisah. Crabsticknya juga ngerebusnya pas jadi enak kenyal gimana gitu.

Take a closer look
 
Pelayanan
Oiya, pegawainya juga cukup ramah meskipun masih kaku gitu (namanya juga baru) dan penyajiannya juga standar ga lama ga cepet, tempatnya juga cukup bersih

Bakalan ke sini lagi? Yes, dekat, murah dan rasa lumayan :)

Asean Recruiting Project Revo Community: Kesempatan Kedua

Pernah nggak kalian merasa kalian seperti mendapat suatu "kesempatan kedua"?

Ketika kalian melakukan kesalahan, tapi ternyata ada yang membuat kalian bisa memperbaikinya. Ketika merasa gagal namun ternyata ada kesuksesan di kesempatan yang lain.

Awal semester 7 yang lalu, gue mendapatkan email dari Career Development Center dari Revo Community terkait Asean Recruiting Project. Sekilas membaca, bisa ditarik kesimpulan bahwa program ini adalah suatu les bahasa jepang gratis selama 1 tahun dimana targetnya adalah lolos ujian N4 dimana aslinya harus ditempuh dalam waktu 4 tahun. Di ujung periode, program ini membantu peserta sebagai wadah agar dapat bekerja di perusahaan Jepang. Menarik dan menggiurkan, tentu. Karena selama SMA gue mendapatkan pelajaran bahasa asing bahasa jepang guepun tertarik untuk ikut tes ini. Peserta yang akan diterima untuk ikut les yaitu sebanyak 100 orang. Materi tes adalah bahasa inggris, matematika dasar dan beberapa essay seputar rencana di jepang.

Dari 7 soal matematika, tidak ada satupun yang gue jawab. Sedangkan gue menjawab seluruh soal pilihan ganda dari  3 passage super panjang dan njlimet (menurut gue). Matematika memang kelemahan gue. Tapi gue berusaha optimis. Gue menanti hari pengumuman, dan disaat teman-teman lain menerima email tanda lolos, gue tidak menerima email yang sama.

Jujur, rasanya sedih. Hilang sudah kesempatan. Namun kemudian gue berusaha bersyukur, mungkin memang ini yang dipilihkan Tuhan, karena doa gue adalah apabila memang gue sanggup untuk itu, gue memohon untuk diterima. Mengingat sistem les yang berlangsung selama 5 hari penuh dalam seminggu dan ujian setiap minggunya dan adanya sistem eliminasi bila peserta dirasa memiliki hasil yang tidak sesuai selama les berlangsung. Ya, mungkin itu memang terlalu berat buat gue.

Beberapa bulan kemudian, tepatnya bulan Desember, tiba-tiba sebuah email masuk lagi. Email yang sama. Akan diadakan seleksi untuk batch 2 karena batch pertama yang menerima 100 orang kini sudah berkurang banyak karena seleksi alam. Guepun sedikit ragu untuk mencoba lagi. Apalagi jadwal tesnya berbarengan dengan waktu pengerjaan dan ujian final project salah satu mata kuliah.

Dan akhirnya, gue mengikuti tes itu lagi. Dan soalnya, sama, persis.

Apakah gue bisa dengan mudah mengerjakan soal itu dan lantas diterima di kesempatan kedua ini?

Tidak. Yang seperti itu hanya ada di sinetron televisi.

Peserta test batch 2 ini jauh lebih banyak daripada batch 1, mungkin karena informasi terkait program ini sudah menyebar dari mulut ke mulut sehingga lebih banyak yang tertarik. Gue mengerjakan passage yang tetap membingungkan dengan beberapa jawaban yang berbeda dari tes yang pertama. Dan soal matematika, hanya berhasil gue kerjakan satu nomor saja.

Gue pasrah. Tidak berharap banyak. Hari-hari awal gue memang menunggu email masuk. Tapi tidak ada email yang kunjung masuk. Gue tidak mengecek email gue lagi. Sudahlah, lupakan.

Sampai tanggal 30 kemarin, Ani (yang sudah diterima di batch 1) mengirim bbm, dia memang sangat ingin gue ikut karena dia kesepian nggak ada teman perempuan satu jurusan
"Fit gimana hasil tesnya?"
Guepun membalas dengan cepat
"Ga ada email ni ga keterima berarti wkwk"

Namun sebenarnya gue belum mengecek lagi. Akhirnya gue tergelitik untuk mengecek email.
Ada satu surel disana, dengan subject "asean recruiting project"
Gue membuka dengan enggan, paling hanya promosi event pameran pendidikan jepang seperti sebelumnya. Isi surel itupun berbelit-belit terkait program dan menyatakan terimakasih telah mengikuti tes.... dan diakhir surel ada sebuah kata: lolos.
Gue agak linglung. Gue baca lagi surel itu.

"Ni, keterima deng :|"

Apakah ini kesempatan kedua sesungguhnya buat gue? Merasa takut? Ya. Tapi semoga memang ini rencana baik Tuhan yang dititipkan Tuhan dan gue bisa menjaga amanah itu. Bismillah.

Gembel Jogja (2): Nginep di Stasiun dan Nyebur Asik

Yosh! Jam 7 malam kami sampai di stasiun Purwokerto dan siap seru-seruan tidur di stasiun Purwokerto padahal mah aslinya deg-degan banget takut diusir! Hahaha. Gue yang masih punya hutang ngerjain revisian UAS, langsung mencari posisi di depan tempat ngecas. Awalnya bingung harus nunggu di dalam peron atau di luar. Akhirnya gambling nunggu di dalam peron dan ternyata itu adalah pilihan tepat! Hehehe 
Simak cerita lengkap menginap di stasiun purwokerto di sini yaaa

Setelah agak sepi, gue mulai melapak di samping tempat ngecas, gue menggelar selendang sutra dan duduk dinyaman-nyamanin dan kencan sama psikometrik chart. Setelah bersusah payah mengerjakan revisi karena laptop gak bisa nyala terlalu lama jadi harus di on off terus, jam 12 gue bisa tidur dengan tenang yeay!

Lapak tidur yang nyaman

Jam 4 subuh kereta Progo tercinta datang dan siap membawa kami ke Jogja. Gue sendiri masih sempet-sempetnya tidur di dalem sleeping bag di lantai gerbong selama sekitar 2 jam huahaha nikmaatttt.

Sekitar jam 8 setelah sarapan, gue mengambil motor di rental Andies Motor, dengan harga 60 ribu + 80 ribu karena sudah masuk peak season. Syaratnya mudah cukup ninggalin ID 3 buah, yang gue tinggal saat itu adalah KTP Wahyu, KTM dan paspor gue. Lokasi ketemuan bisa diatur, dan tentu saja kita ambil motor di stasiun Lempuyangan.

Jogja di musim liburan woooow ramai sekali tentunya, macem orang mau kudeta presiden deh. Kamipun meluncur ke daerah sosrowijayan, gang pertama di malioboro yang merupakan pusat hotel dan penginapan backpacker di jogja. Kami numpang mandi di penginapannya Dian dan Fatah hehe. Mereka bermalam di Losmen Utar dengan rate 150ribu permalam dengan kamar mandi luar. Penginapannya cukup bersih, tapi lokasinya masuk ke dalam gang kecil lagi.

Nyebur seru di Goa Pindul

 Jalanan menuju goa pindul yang naik dan berkelok kelok

 Takut nyebur di Pindul karena lagi musim hujan? Well, there we go! Kami nekat ke pindul dengan perjalanan 1.5 jam yang dihiasi rintik-rintik kecil yang tetap di terobos karena ntar juga mau basah-basahan (kata Fatah). Ternyata udah cukup berubah dibanding sekitar 2 tahun yang lalu ke sana. Sepanjang jalan sebelum belokan ke goa pindul rupanya banyak banget spanduk "informasi/tur/antar goa pindul" yang bisa bikin terkecoh dan terjebak di dalamnya halah. Rupanya memang banyak banget orang yang mencari nafkah dengan "membawa" pengunjung ke operator tertentu. Di jalan, kami diikuti oleh mas-mas bermotor yang kekeuh bilang nggak akan minta uang tambahan dan justru dengan ikut dia bakalan gratis tiket gerbang utama 10ribu rupiah. Akhirnya nurut aja sama Fatah yang ngeiyain mas itu, untungnya emang kita nggak dimintain uang lebih dan diajak ke operator yang lebih di atas (bukan yang bagian bawah) dan operator ini nggak terlalu ramai.
 Mumpung masih kece, eksyen duluuu

Harga untuk paket susur goa pindul adalah 35ribu perorang sudah termasuk pelampung. Kita "duduk" di ban besar, berpegangan satu sama lain dan diajak menelusuri goa pindul dengan 3 zona: terang, agak gelap dan gelap sempurna. Satu guide biasanya membawa 10 orang. Kebetulan kami mendapatkan tur guide yang super ramah, mau repot-repot motoin bahkan dia yang nawarin motoin, selera humornya bagus karena selama geguide diselingi bercanda dan nggak kaku. Contohnya dia bilang "kalau kita memukul stalaktit ini sebanyak 3 kali, maka yang memukul akan menjadi sakit. Sakit tangannya karena kebanyakan mukul, jadi bukan karena makhluk halus he he" Hahaha

Sebelum gelap, foto-foto dulu modal hp yang dibungkus plastik gorengan :))
Kita bahkan disuruh untuk turun dari ban dan berenang di area goa yang terbuka yang kalau siang akan masuk cahaya yang luar biasa cakepnya. Kita juga disuruh lompat dari tebing yang agak tinggi dan kemudian ke tempat finish dengan cara berenang. Rasanya seru banget apalagi lagi hujan rintik-rintik airnya jadi makin dingin!

Siap siap manjat untuk lompat dari "tebing"
 Memang sih di musim hujan airnya jadi agak naik dan warnanya nggak banget, coklat keruh kaya banjir bekasi. Padahal aslinya warnanya itu biru kehijauan. Tapi tetep aman kok dan ya lumayan lah buat seru-seruan hehehe

Selfie bikers :3
Pemandangan indah dari bukit bintang di perjalanan pulang

Habis itu kita kemana lagi? Simak postingan selanjutnya yaaa :)


Pengeluaran hari ke 2
Transportasi
Tiket progo purwokerto - lempuyangan : 100rb + 20rb admin
Motor 160
Bensin 20
Total: 300rb

Akomodasi
Roti di st purwokerto: 5rb
Sarapan pagi nasi kucing+teh di lempuyangan: 7rb
Makan siang yogya chicken: 18rb + 1 parkir
Goa pindul: 70rb
Parkir pindul: 2rb
Parkir SKE: 2rb
Jajan es krim di Il mondo: 20rb + 2rb
Parkir sekaten: 5rb
Wahana sekaten: 8rb
Makan malem burjo: 15rb
Total : 155rb



Be Grateful, For Always

Saya rindu menulis! Setelah niat mulia untuk menulis semalam tertunda karena TV combo (pinjeman dari lina) yang tiba-tiba menyala, perhatian pun tertuju pada TV hahaha dasar anak kosan. Masih punya hutang banyak postingan liburan kemarin. Rindu juga nulis di coretanpejalan, semoga bisa terkejar huahaha.

Yeah, this is it. 1 Januari 2015. Masih nggak percaya, time flies way too fast. Inilah gue, still learn how to take good pictures, write good stories, and learn how to do my thesis! Hahahaha

Tiba-tiba semalam gue mempos foto di instagram dengan caption ala Mario Teguh Golden Ways.

Sok candid dengan latar mural cantik di Jl. Sosrowijayan

Senang, susah dan sedih itu memang seringkali kita yang buat-buat sendiri. Banyak yang sebenarnya masalahnya banyak tapi lebih memilih untuk tidak mengeluh. Dan ada pula yang sebenarnya tidak bermasalah, tapi sibuk untuk mempermasalahkan. Coba lihat orang-orang yang hidup dijalanan, bisa jadi mereka belum tahu besok mereka bisa makan atau nggak, coba lihat kakek tua yang masih membopong karung besar di punggungnya di usianya yang renta. Mereka masih bisa tersenyum walaupun hidup menertawai mereka sedemikian rupa. Tapi coba lihat, di sudut yang lain; remaja dengan baju bagus dan sepatu mengkilap, sibuk mengeluh tentang limit kartu kredit pemberian orangtuanya. Sibuk mengeluh tentang baju keluaran terbaru yang belum sempat dibelinya. Sibuk mengeluh dengan gadget keluaran terbaru yang belum dimilikinya. Ya, mempermasalahkan yang tidak sepantasnya dipermasalahkan.

In my humble opinion, yang paling penting dalam hidup adalah kita tetap bersyukur akan apa yang telah diberikan Tuhan sama kita. As long as we've tried our best, there must be no reason for us to complain. Selama kita bersyukur pasti nikmat itu akan ditambah terus menerus. Dan gue amat merasakan itu. Gue pernah merasa hidup gue sedikit lebih berat daripada biasanya. Lalu gue menyadari, gue kurang bersyukur. Memang gue tidak merutuki hidup gue, tapi, sebenarnya gue kurang bersyukur. Dan gue amat merasakan ketika gue merasa cukup dengan apa yang dikasih Tuhan, yang digarisin Tuhan, justru setelah itu gue diberikan berkah yang lebih daripada itu. Yah, kadang-kadang gue kesel juga sama orang yang sedikit-sedikit ngeluh, sedikit-sedikit bilang nggak bisa, nggak ada, nggak cukup. 

Tapi bukan berarti gue 100% mulus seperti apa yang gue tulis. Gue juga acapkali mengeluh, tapi cukuplah gue simpan untuk orang-orang terdekat aja. Gue juga sama. Bisa marah, bisa sedih, bisa kecewa. Tapi bukankah lebih baik kalau kita berusaha (dan gue juga masih terus belajar dan berusaha) untuk menunjukkan sisi kebahagian kita. Spread the love, share the happiness instead of keep babling of your problems, uring-uringan di media sosial padahal belum tentu orang lain mau tau dan mau peduli sama masalah kita, malah bikin males yang ngebacanya dan bisa jadi ngecap kita jadi orang yang nggak tau bersyukur he he.

No offense, just my little thought di penghujung tahun 2014. Tahun yang alhamdulillah banyak banget yang bisa disyukuri. Akhir kata, be grateful, for always.