Friday 27 March 2015

His Home

"Besok ada kuliah jam berapa?"
"Mmm.. Paling jam 11 Ma, bimbingan doang. Tapi nggaktau sih temen Fitri belum bales juga, biasanya berduaan janjiannya"
"Oh, siang banget dong. Yaudah sana mandi, Fit. Pulang besok kan"
"Hehehe hehehe. Sebenernya jenuh juga sih Ma di kosan terus"

His mom.
Yang walaupun nggak akan bicara dengan intonasi keraton, tapi selalu membukakan pintu pagar dengan senyuman. Selalu menanyakan sudah solat atau belum, menyuruh mandi ketika maghrib tiba sembari menyodorkan handuk bersih, dan menaruh sepasang baju kepunyaan anak perempuannya untuk gue pakai seusai mandi dengan tak lupa menanyakan apakah baju tersebut muat atau tidak di gue (yang tentu saja selalu kebesaran). Bertukar cerita sambil makan malam duduk di lantai. Sesekali tertawa kelewat geli, atau khusyuk bercerita tentang masa lampau

Pagi-pagi menyiapkan teh hangat yang gulanya belum dituang, mengobrol di depan televisi sampai jam sembilan. Memasakkan makan siang bila sempat, melarang pulang bila hujan, dan melambaikan tangan ketika motor yg dikendarai anaknya bergerak maju menuju stasiun. With me on the backside.

And his little sister, yang akan menanggapi ocehan gue dengan "oiyaaa?". Lalu tidur belakangan karena masih menonton bioskop malam di tv.

His home. Yang tak pernah gagal membuat gue tenang.

No comments:

Post a Comment