Sunday 14 December 2014

Perjalanan Mata Hati: Tak Pernah Meminta Tuk Datang

"Wulaaan, liaaa ini nomor siapa yang benar? Hehehe kakak rinduuuu"

Akhirnya gue membalas sms anak-anak. Sore ini tiba-tiba ada sms dari nomor yang sama, tapi dengan "by" yang berbeda. Yang satu dari wulan, yang satu lagi dari lia. Entah itu sebenarnya nomor (ibunya) siapa. Sudah lama gue tidak menerima sms dari anak-anak. Bisa jadi anak-anak mengsms gue ke nmr hp simpati yang sudah hilang (bersama hpnya) atau memang karena gue tidak membalas sms sms mereka yang lalu, mereka jadi kapok sms gue.

Entahlah. Gue juga bingung. Gue juga bingung pada diri sendiri kenapa gue tega nggak membalas sms anak-anak. Padahal bisa jadi mereka merengek ke ibu mereka dulu untuk meminjam hp, bisa jadi mereka nggak jajan seminggu dulu demi beli pulsa, bisa jadi mereka naik ke atas bukit dulu demi dapet sinyal. Bisa jadi mereka berulangkali mengetik dan menghapus sebelum sms terkirim.

Entahlah, gue juga bingung. Kangen. Kangen sekali. Sampai-sampai gue bingung harus gimana merangkaikan kata sampe bisa ngegambarin rasa kangen gue. Kangen gue sampe memunculkan rasa ingin menghindari. Karena semakin gue berinteraksi dengan mereka semakin gue ingin memeluk mereka, bukan sekedar smsan atau telponan. Gue ingin menghilangkan mereka sampai akhirnya gue bisa ketemu mereka lagi.

Apalagi sama rio, gue kangen banget sama anak itu. Yang selalu angong dan banyakan nggak nyambungnya kalo ditelepon. Yang fotonya masih terpajang rapi di dinding kamar gue. Gue ingin menangis lagi.

Hingga gue sampai pada suatu pikiran,
Apa ya rasanya jadi mereka? Jadi anak-anak itu?

Mereka nggak pernah meminta untuk didatangi oleh kami. Kakak kakak yang kata mereka baik dan lucu. Kakak kakak yang mengajari mereka arti apresiasi, kakak kakak yang bawa hadiah seperti sinterklas. Kakak kakak yang incidentally menyayangi mereka.
Mereka nggak pernah meminta kami untuk datang. Tapi kami dengan seenaknya datang, mengecapkan kebahagian ke mereka. Lalu disaat mereka sudah mengenal rasa sayang, kami pergi begitu saja. Meninggalkan mereka. And they begged us not to go. And they asked us when will we come back? And we simply said "we won't come back again".

Gila. Jahat banget, kan? Bahkan mereka nggak pernah meminta kami untuk datang.... dan meninggalkan mereka.

Sabar ya sayang, tunggu kakak kalian ini siap, kakak janji akan telpon semua nomor yang kakak punya. Kakak janji akan sms semua nomor yang kakak punya. Kakak janji akan tetap berusaha untuk bisa kembali kesana, apapun yang orang lain katakan..

Semoga angin menyampaikan rindu kakak untuk kalian semua :,,,,))))
Akhirnya gue menangis. Tertahan.

No comments:

Post a Comment