Saturday 6 December 2014

Perjalanan Mata Hati: Ruang Kelas Empat




Now Playing; Ingin Pulang – Sheila on 7

Bangunan ruang kelas empat, kira-kira empat kali empat meter, hmmm kurang sedikit. Meja dan kursinya panjang-panjang, enak buat beramai-ramai. Tapi tentu saja yang perempuan ogah sebangku dengan yang laki-laki, tidak seru katanya. Papan tulis kapur yang sebenarnya jarang ditulisi karena.... ah sudahlah.

Pukul dua belas, murid-murid sudah pulang. Berjalan pulang sambil menggamit tangan-tangan kami. Lebih tepatnya berebutan menggamit salah satu bagian tangan kami. Pokoknya yang penting kebagian, rasanya mereka sudah senang. Aku masih terdiam memandangi bangunan kecil semi panggung dari kayu (yang ku harap tidak lapuk) yang dibangun di tanah bekas rawa ini. Memandangi dari layar handphone ku. 

“Ku ingin pulang, tuk segera berjumpa denganmu..”

Masih riuh rendahkah suara anak-anak di dalam kelas itu?
Masih ramaikah teras bagian belakang oleh murid perempuan yang ngerumpi?
Masih berantakan kah tong sampahnya? Duh, kan kakak sudah bilang, tong sampahnya harus dibersihkan ba, tidak boleh dibiarkan sampai penuh apalagi kena tendang yang lain hingga berserakan
Yang ini tidak perlu ditanya; pasti selalu ada tawa bahagia mereka.

“Ku ingin kau tahu, ku bergetar merindukanmu..”

Bangunan bisa hancur
Kelas boleh berganti
Waktu pasti terus berjalan
Mereka boleh saja tumbuh besar
Kami nyatanya harus pulang
Dan mungkin tak akan pernah kembali

Tapi ingatan tak akan pudar
Momen akan tetap terkenang dan cerita kan tetap ada
Cara mereka membuat kami merasa spesial akan tetap melekat di hati
Memori indah mereka akan kami akan tetap bersemayam
                                          Hingga mereka dewasa
                                          Dan mengerti arti datang, pergi, dan kembali

“..semakin ku terlelap semakin jelas sangat senyuman..”



Depok, 19 November 2014
Juga diposkan pada http://coretanpejalan.blogspot.com "[Perjalanan Mata Hati] Ruang Kelas Empat]"

No comments:

Post a Comment